SUMBER ENERGI GUA
Gua merupakan sebuah ekosistem yang
khas. Ada yang menganggap bahwa gua merupakan sebuah ekosistem yang
tertutup namun hal ini tidak sebenarnya terjada dalam ekosistem gua.
Ekosistem gua merupakan sebuah ekosistem yang terbuka dimana semua
konponen saling berkaitan baik dalam lingkungan gua maupun lingkungan
luar gua. Kondisi gelap total tidak memungkinkan produsen utama seperti
pada lingkungan luar gua dapat hidup seperti di luar gua. Hal ini
menyebabkan tumbuhan hijau sebagai sumber utama energi di ekosistem lain
di luar gua tidak ada di dalam gua. Sehingga energi dalam gua merupakan
sumber energi yang allochtonous dan sangat
bergantung pada produktivitas mikroorganisme yang ada dalam gua maupun
sumber-sumber lain yang berasal dari luar gua.
Sumber energi gua masuk ke dalam
lingkungan gua melalui beberapa cara seperti yang disebutkan dalam
Culver 1986, Poulson 1982, Howarth 1983, Howarth 1986, Deharveng and
Bedos 2000 dan Tercafs 2000. Di daerah empat musim banyak dibahas oleh
Culver 1986, Poulson 1982 dan Tercafs 2000, sedangkan di daerah tropis
banyak dibahas dalam Howarth 1983, 1986 dan Deharveng and Bedos 2000.
“Menurut Culver 1986 ada 5 sumber pakan yang penting untuk habitat terestrial di dalam gua di daerah empat musim yaitu guano kelelawar, telur dan guano jangkrik gua, mikroorganisme, kotoran mamalia dan bangkai hewan dan terakhir adalah serasah tanaman yang terbawa banjir.”
Semua sumber pakan ini juga penting di
gua-gua daerah tropis namun guano jangkrik tetap merupakan hasil dari
guano kelelawar karena jangkrik tidak pernah meninggalkan gua untuk
mencarai pakan (Deharveng and bedos 2000). Umumnya di tropis terutama di
Indonesia, jangkrik gua ditemukan sangat melimpah di lorong yang
melimpah guanonya seperti di Gua Lawa (Nusakambangan).
Sumber pakan yang penting berasal dari
akar-akar yang menerobos melalui celah rekahan dan menggantung di
langit-langit gua. Menurut Howarth 1983, akar pohon merupakan sumber
energi yang penting di gua lava dan gua gamping di Hawaii. Dan diduga
lebih penting di gua-gua tropis daripada di daerah empat musim. Di
tropis khususnya Indonesia, sumber pakan yang juga penting adalah guano
burung walet yang banyak ditemukan di gua-gua di Indonesia. Namun umunya
guano burung walet ditemukan di dalam gua tidak melimpah seperti guano
kelelawar tapi tersebar.
” Berdasarkan kemelimpahan dan jenis sumber pakan dibeakan 5 tipe gua yaitu oligotrophic yaitu gua yang mempunyai jumlah ketersediaan bahan organik yang rendah yang berasal dari hewan aatu tumbuhan. Eutrophic adalah gua yang mempunyai ketersediaan bahan organik yang sangat tinggi, umumnya berasal dari hewan khususnya guano kelelawar. Distrophic adalah gua yang ketersediaan bahan organik berasal dari tumbuhan yang terbawa banjir. Mesotrophic adalah gua yang berada pada tingkat menengah antara tiga tipe tersebut dan dicirikan dengan ketersediaan bahan organik dari hewan dan tumbuhan dalam jumlah yang sedang. Poecilotrophic adalah gua yang merupakan pemanjangan bagian gua dengan suplai energi yang berbeda dengan rentang bagian oligotrophic sampai eutrophic (Gnaspini and Trajano 2000).”
Karena gua merupakan sebuah bagian yang
tidak terpisahkan dari lingkungan di luar gua menyebabkan perubahan yang
terjadi di luar gua akan sangat berpengaruh pada lingkungan gua.
Perubahan lingkungan luar gua akan mempengaruhi ketersediaan sumber
pakan di dalam gua. Terjadinya perubahan lahan seperti penebangan liar
atau penggundulan hutan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan guano
yang dihasilkan kelelawar. Gundulnya hutan di luar gua akan berpengaruh
pada ketersediaan air di dalam gua yang melalui sistem percelah rekahan
sehingga menyebabkan perubahan kondisi mikroklimat dalam gua yang
berpengaruh pada proses dekomposisi dan perkembangan mikroorganimse yang
penting sebagai sumber energi utama dalam gua.
” Semua komponen sumber makanan tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisahkan dan membentuk satu jaring-jaring makanan yang penting dalam gua. Hilangnya salah satu rantai makanan akan berpengaruh pada keseluruhan eksosistem dalam gua maupun luar gua.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar